Agar lebih obyektif, saya akan mengutip beberapa tips dari penghobi
murai batu di Indonesia. Beberapa saat setelah saya menemukan di
beberapa forum penghobi, saya mendapatkan ini:
Oleh: Ajiban
Murai batu merupakan salah satu burung yang ‘tenar’ dikalangan kicau
mania alias penggemar burung berkicau. Hal ini dikarenakan kicauannya
yang merdu, dan perilakunya yang aduhai saat ‘tarung’ dengan murai batu
jantan yang lain. Dengan ekor panjang yang di
kibas-kibaskan keatas kebawah diiringi kicauan yang merdu memang sangat
memukau bagi para penggemar burung berkicau.
Ciri umum yang dimiliki oleh burung murai adalah ekornya yang
panjang, bahkan lebih panjang dari badannya (jadi inget ikan cupang
yang bisa gondrong gitu). Warna badan,kepala, sayap, paruh, dan ekor
hitam mengkilap. Bulu dadanya berwarna coklat kemerahan. Banyak orang
beranggapan bahwa burung murai yang paling baik adalah burung murai
yang berasal dari sumatra, khususnya medan. Karena cerdas, dapat
dilatih dengan variasai ocehan yang lebih banyak, kualitas suara yang
lebih merdu, gaya bertarung yang ‘keren’. Ocehannya lebih bervariasi,
kalo dalam bahasa kicau mania sering di sebut ngerol.
Murai relatif lebih mudah dipelihara jika dibandingkan dengan burung
kicauan lain saingannya yaitu anis merah. Banyak orang memililih
membeli murai bakalan (dalam arti tangkapan hutan, belum terlatih) yang
kemudian merawatnya, karena harga yang relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan murai yang sudah ‘jadi’ alias sudah terawat,
terlatih, dah siap dinikmati kicauannya. Tidak salah sih membeli murai
bakalan, karena memang harganya relatif lebih murah. Namun bagi
beberapa orang yang masih ‘pemula’, biasanya mengalami kesulitan dalam
memilih burung murai bakalan ini. Karena kita tidak tau bagaimana
kualitas burung tersebut (tentu saja kicauannya karena burung berkicau
yang dinikmati adalah kicauannya, dan murai bakalan belum mau
berkicau). Berikut akan saya ceritakan sedikit pengalaman dari
teman-teman kicau mania, bagaimana cara memilih murai batu bakalan.
Karena murai yang kita hadapi adalah bakalan, dan belum mau
berkicau, maka salah satu cara untuk mengidentifikasi kualitasnya
adalah dengan mengamati bagian-bagian tubuhnya. Usahakan cari yang
berkaki hitam, karena biasanya memiliki mental yang bagus. Hindari
murai batu yang memiliki warna kuku kelingking yang berbeda, karena
biasanya memiliki sifat suka down saat di trek. pilih yang berekor
panjang, tidak terlalu tebal, dan menyatu. Karena akan nampak indah
jika dimainkan saat burung di trek. Hindari murai berekor cabanga atau
gunting, karena memiliki mental yang kurang bagus. Kenapa harus
diperhatikan mentalnya? Burung murai adalah burung petarung, jadi
mental sangat berpengaruh pada penampilannya. Jika dipegang menjerit
keras dan berusaha mematuk-matuk tangan kita, merupakan salah satu
indikasi bahwa ia memiliki mental yang berani. Perhatikan matanya,
hindari yang memiliki semacam bercak putih, karena bisa jadi itu
merupakan pertanda awal katarak. Katarak berpeluang besar menyebabkan
kebutaan. Bagaimana dengan usia? Burung muda memiliki kesempatan
‘berkarir’ lebih banyak. Amati rongga mulutnya. Semakin pekat warnanya
semakin tua usia burung tersebut.
Kepala ceper, leher besar dan panjang, paruh sedang, garis hitam di
dada agak keatas, usahakan yang setara dengan sayap, ekor tidak terlalu
panjang, usahakan yang melengkung dari pangkal. Kretekannya keras dan
padat. Merupakan pilihan yang bagus jika membeli murai bakalan. Hanya
ini yang saya tau, dan yang bisa saya gunakan untuk berbagi.
bagi yang memiliki tips lagi, silakan ditambahkan…
kita diskusikan disini…
Nah, sedangkan Doni Medan mengatakan:
Ukasan diatas udh manteb sekaleee,.. tetapi yang perlu juga
diketahui bahwa di Medan sendiri gak pernah ada murai. asal kata murai
medan mungkin dulunya sekali semua murai dari daerah sumatera utara dan
NAD di kumpulkan di Medan di Pasar Burung jl. Bintang untuk kemudian
dikirim ke pulau Jawa. Saat ini di Jl.Bintang kebanyakan murai batu
yang berasal dari daerah NAD, Sementara dari SUMUT sudah sulit
didapatkan. saya sendiri mulai memelihara Murai Batu sejak tahun 1997
baru dapat 1 ekor yang asli dari Pd.Sidempuan dan 1 ekor dari daerah
marike(bahorok). Dan juga sebenarnya Asal Murai batu tidak menjadi
patokan yang penting mental tarung dan kecerdasan.
Untuk mulai memelihara Murai batu sebenarnya kita harus tentukan
dulu tujuannya, kalo hanya untuk mendengarkan kicauannya, mental tarung
tidak jadi masalah yang penting gacor, tetapi kalo untuk lomba, nah ini
yang mesti memperhatikan banyak hal dalam memilih dan perawatan yang
intensif.
Maaf bukan mau menggurui tetapi hanya sekedar sharing. kalo salah mohon dikoreksi
Nah, kalau Pak Ismu:
yang jelas kalau milih murai batu bakalan pertama adalah yang sehat
ditandai dengan seneng makan, bulu tidakkusam, mata terlihat cerah,
gerakannya ringan dan tidak nabrak kurungan.
cara perawatan setelah dibeli (terpilih)
1. Jangan langsung dimandikan
2. Jangan dikasih jangkrik
3. Jangan dijemur
4. Beri minuman vatamin Bplex
5. Beri Kroto secukupnya yg dicampur
6. Beri krodong pd kurungan
7. Tempatkan burung di ruangan yang bersuhu hangat.
mudah2han jadi burung bakalan hidup……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar